Majalah arab tampilkan wanita berbikini
yudha | 03.26 |
Info
Yara Mashour mengambil keputusan berani. Sebagai Pemimpin Redaksi Lilac,
majalah Arab yang bermarkas di Israel, ia menantang kebiasaan dan
tradisi. Di sampul edisi baru majalah itu ada potret model perempuan
berbalut bikini. Seperti dikutip dari Daily Mail, majalah itu
menampilkan sosok Huda Naccache, model 22 tahun keturunan Arab dan
Israel asal Haifa. Berbalut bikini hitam dengan kemeja putih tersampir
di bahu, sorot mata sang model menatap tajam ke arah pembaca.
Yara mengatakan, "Huda adalah model Arab pertama yang tampil berbikini untuk sampul majalah Arab. Selama satu dekade saya terus bekerja memperjuangkan kehidupan wanita Arab agar dapat memiliki lebih banyak hak dan kebebasan di Timur Tengah."
Huda sendiri merasa bangga terpilih sebagai sosok yang dicitrakan Lilac sebagai wanita kuat dan menakjubkan. "Aku sangat bangga menjadi yang pertama untuk (mengenakan bikini di sampul Lilac)," katanya. "Saya model profesional dan seharusnya ini dianggap normal."
Meski demikian, Huda tak memungkiri awalnya ia ragu menerima tawaran tersebut. Ia sadar betul batas tabu dan norma masyarakat setempat. "Tapi, setelah meminta restu orangtua, saya menjadi berani dan penuh percaya diri. Saya tidak takut menjadi gadis yang mengambil langkah pertama, dan membuka kesempatan model Arab lainnya, untuk mewakili wanita liberal dan independen Arab muda."
Kebijakan redaksional Lilac itu jelas mengundang kontroversi. Lilac adalah majalah pertama di Jazirah Arab yang mendobrak tabu. Ia berani menampilkan wanita berbikini di sampul depan.
"Sejak saya mendirikan Lilac di Israel 10 tahun lalu, saya memecahkan tabu mengenai wanita di tengah masyarakat. Aku bekerja untuk pemberdayaan dan kebebasan wanita," kata Yara. "Saya ingin memulai konsep baru tentang wanita Arab yang berani mematahkan tabu sosial, dan menunjukkan kecantikan fisik mereka di depan umum."
Lilac, yang bersikap sekuler, menjadi majalah Arab paling populer di Israel dan dibaca di sejumlah negara Arab. Majalah wanita ini ditulis dalam bahasa Arab, dengan sisipan bahasa Inggris. "Karena generasi baru dan muda lebih suka membaca bahasa Inggris," kata Yara.
Yara berharap kebijakannya akan memancing diskusi positif, bukan bencana. Ia sadar selama ini media di Arab tabu menampilkan bahu, lutut. dan punggung wanita, apalagi wanita berbikini. "[Pemerintah] mungkin akan melakukan sensor dan melarang majalah ini beredar. Sejumlah negara Arab seperti Lebanon seharusnya tak membuat larangan, karena kupikir mereka sangat bebas."
Yara mengatakan, "Huda adalah model Arab pertama yang tampil berbikini untuk sampul majalah Arab. Selama satu dekade saya terus bekerja memperjuangkan kehidupan wanita Arab agar dapat memiliki lebih banyak hak dan kebebasan di Timur Tengah."
Huda sendiri merasa bangga terpilih sebagai sosok yang dicitrakan Lilac sebagai wanita kuat dan menakjubkan. "Aku sangat bangga menjadi yang pertama untuk (mengenakan bikini di sampul Lilac)," katanya. "Saya model profesional dan seharusnya ini dianggap normal."
Meski demikian, Huda tak memungkiri awalnya ia ragu menerima tawaran tersebut. Ia sadar betul batas tabu dan norma masyarakat setempat. "Tapi, setelah meminta restu orangtua, saya menjadi berani dan penuh percaya diri. Saya tidak takut menjadi gadis yang mengambil langkah pertama, dan membuka kesempatan model Arab lainnya, untuk mewakili wanita liberal dan independen Arab muda."
Kebijakan redaksional Lilac itu jelas mengundang kontroversi. Lilac adalah majalah pertama di Jazirah Arab yang mendobrak tabu. Ia berani menampilkan wanita berbikini di sampul depan.
"Sejak saya mendirikan Lilac di Israel 10 tahun lalu, saya memecahkan tabu mengenai wanita di tengah masyarakat. Aku bekerja untuk pemberdayaan dan kebebasan wanita," kata Yara. "Saya ingin memulai konsep baru tentang wanita Arab yang berani mematahkan tabu sosial, dan menunjukkan kecantikan fisik mereka di depan umum."
Lilac, yang bersikap sekuler, menjadi majalah Arab paling populer di Israel dan dibaca di sejumlah negara Arab. Majalah wanita ini ditulis dalam bahasa Arab, dengan sisipan bahasa Inggris. "Karena generasi baru dan muda lebih suka membaca bahasa Inggris," kata Yara.
Yara berharap kebijakannya akan memancing diskusi positif, bukan bencana. Ia sadar selama ini media di Arab tabu menampilkan bahu, lutut. dan punggung wanita, apalagi wanita berbikini. "[Pemerintah] mungkin akan melakukan sensor dan melarang majalah ini beredar. Sejumlah negara Arab seperti Lebanon seharusnya tak membuat larangan, karena kupikir mereka sangat bebas."
0 komentar:
Posting Komentar